REAKSI-REAKSI
ALKANA, ALKENA, ALKUNA
- Reaksi dalam Alkana
Alkana merupakan keluarga
hidrokarbon yang mengandung hanya ikatan tunggal antar atom-atom karbonnya.
Ikatan pada alkana
berciri tunggal, kovalen dan nonpolar. Oleh karenanya alkana relatif stabil (tidak
reaktif) terhadap kebanyakan asam, basa, pengoksidasi atau pereduksi yang dapat
dengan mudah bereaksi dengan kelompok hidrokarbon lainnya. Karena sifatnya yang
tidak reaktif tersebut, maka alkana dapat digunakan sebagai pelarut.
Walaupun alkana tergolong
sebagai senyawaan yang stabil, namun pada kondisi dan pereaksi tertentu alkana
dapat bereaksi dengan asam sulfat dan asam nitrat, sekalipun dalam temperatur
kamar. Hal tersebut dimungkinkan karena senyawa kerosin dan gasoline mengandung
banyak rantai cabang dan memiliki atom karbon tersier yang menjadi activator
berlangsungnya reaksi tersebut. Berikut ini adalah beberapa reaksi alkana :
A. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi
oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi mudah
dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan
oksigen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau
combustion.
Hasil oksidasi sempurna
dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya
produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O,
terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam
keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor
(eksoterm)
CH4 + 2O2 →
CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 +
2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini
merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan
minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk
berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi.
Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat
karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 +
3O2 → 2CO + 4H2O
CH4 + O2 →
C + 2H2O
Penumpukan karbon
monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor adalah
contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak
sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black,
misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta.
B. Halogenasi
Reaksi dari alkana dengan
unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan
menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan
disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya
menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi.
Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan
iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H
sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan
halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana
dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan
ruang gelap.
Jika campuran alkana dan
gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak
berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah
sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan
cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi,
satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh
reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
Untuk menjelaskan
keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci
bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil
reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya
molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal
bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom
atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak
mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti
atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul
Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi
sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2.
Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen dan akan
merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan
dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H )
kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus
penggadaan
Radikal bebas metil
sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan
atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus
penggadaan
Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal
bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan.
Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan
memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai putus.
Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk
memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal untuk
membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan
(coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah
radikal bertumbukan
Radikal lainnya juga dapat
bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH3dapat
bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl
Suatu masalah dengan
radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi
khlorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan
klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan
bertumbukkan dengan molekul klormetan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan,
reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung banyak halogen
berupa diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana
Keadaan reaksi dan
perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Pada alkana rantai
panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran dari hasil
reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana
Bila alkana lebih tinggi
dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau pemisahan
dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat
lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi
dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena
sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi rantai radikal
bebas.
C. Sulfonasi
Alkana
Sulfonasi merupakan
reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan
asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi
terjadi pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H. Laju reaksi
sulfonasi H3 > H2 > H1.
Contoh :
D. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog
dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika
alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
E. Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking
adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi,
sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan
rantai karbon lebih pendek
Proses pirolisis dari
metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses
pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak,
yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa
alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan
pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium
silikat).
2. Reaksi dalam Alkena
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah
atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena
sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi,
polimerisasi dan pembakaran.
A. Adisi
Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan
rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap
atom/gugus lain.
Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan
rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi
adisi pada alkena:
· Halogenasi
Halogenasi adalah adisi
alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk
Halo alkana, RXn.
Contoh :
·
Hidrogenasi
Reaksi adisi alkena
dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan
alkana.
Contoh :
CH2 = CH2 + H2 → CH3 – CH3
CH2=CH-CH3 + H2 → CH3CH2CH3
·
Hidrohalogenasi
Hidrohalogenasi adalah reaksi alkena dengan
hidrogen halida. Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi
oleh struktur alkena, apakah alkena simetris atau alkena asimetris.
1. Alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.
CH2 = CH2 +
HBr → CH3 – CH2Br
2. Alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana.
Produk utana reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu
HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah
molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang
terikat dengan lebih banyak atom H.
B. Polimerasi
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis
menjadi molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul
yang bergabung disebut monomer,
sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.
Polimerisasi
alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan rangkap
terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan.
Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan
antargugsus, sehingga membentuk rantai.
C. Pembakaran
Seperti
halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara
terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal itu
terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih tinggi daripada alkana,
sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna
alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.
CH2=CH2 + 2 O2 → 2CO2 + 2H2O
33. Reaksi
dalam Alkuna
Adanya ikatan rangkap
tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi,
substitusi dan pembakaran.
A. Adisi
· Adisi
Hidrogen Halida
Adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa
alkuna berlangsung sama dengan yang terjadi pada senyawa alkena.
Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
· Adisi
Hidrogen
· Halogenisasi
Halogenisasi adalah reaksi alkana dengan halogen. Bromin
and klorin dapat mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada alkena. Jika
1 mol halogen mengadisi pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan dihaloalkena.
Contoh :
Contoh :
Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov
· Adisi
Halogen Halida
Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi
pada ikatan rankap 3 senyawa alkuna seperti yang terjadi pada adisi pada ikatan
rangkap 2 senyawa alkena, dengan produk awal adalah vinyl halida.
Jika HX mengadisi pada alkuna ujung,
maka akan dihasilkan produk dengan orientasi mengikuti aturan Markovnikov.
Molekul
HX kedua mengadisi dengan orientasi seperti yang pertama.
B. Polimerisasi
Polimerisasi
alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan rangkap
terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan.
Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan
antargugsus, sehingga membentuk rantai. 

C. Substitusi
Substitusi
alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
D. Pembakaran
Pembakaran
alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
2CH=CH
+ 5 O2 → 4CO2 + 2H2O
Pada artikel di atas (di bagian reaksi alkuna), dijelaskan bahwa 1 mol halogen mengadisi pada 1 mol alkuna akan dihasilkan dihaloalkena. Bagaimana jika yang mengadisi 1 mol alkuna dalah 2 mol halogen?produk apa yang dihasilkan?berikan contoh!
BalasHapus